Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah Orang-orang tercinta. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan akan membuncah seketika jika mengingat itu semua.
Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan Dia ungkapkan
Tanpa kata, tanpa suara…………seolah Dia berkata… “betapa lelahnya aku hari ini”. Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah kita.
Selanjutnya, bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari Dia “orang-orang terkasih itu”………. tidak lagi membuka mata untuk selamanya …
Ayah, maafkan aku……..
Gurat keriput di wajahmu, tanda juangmu
Mengumpulkan rupiah demi rupiah
Untuk nasi yang kumakan setiap hari
Ayah, maafkan aku……..
Tubuh rentamu, tanda tenaga yang terkuras
Mengumpulkan harap demi harap
Agar aku anakmu bisa hidup layak
Ayah, maafkan aku…….
Aku lebih sering lupa daripada ingat untuk menyapamu
Aku lebih sering merasa lebih hebat darimu
Aku lebih sering melukaimu daripada menyenangkanmu
Ayah, maafkan aku…….
Kalau aku merasa tidak bisa mengerti jalan pikirmu
Kalau aku merasa engkau terlalu berhati-hati
Kalau aku merasa engkau terlalu tua untuk didengarkan
Ayah, maafkan aku…….
Apapun itu, akulah yang sombong
Akulah yang tidak tahu terima kasih
Akulah yang tidak peduli
Ayah, maafkan aku…….
Aku mencintaimu dengan cara yang aneh
Aku menghormatimu dengan cara yang tidak biasa
Aku mengagumimu tanpa kata-kata
Ya Allah begitu besar pengabdian mereka kepada anaknya,
Ya Allah hanya untaian doa yang bisa aku berikan kepada mereka berdua,
Ya Allah Terimalah Doa HambaMu ini..”
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
“ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ” Amin…….
Sungguh Bergetar hatiku,bergetar jiwaku,mengalir air mataku……
Monday, December 21, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment